Salah satunya inisiatif one health guna memperkuat arsitektur kesehatan regional menyusul pandemi Covid mengakibatkan krisis multidimensi.
Beberapa isu prioritas dibahas dalam Sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN ke-29 (The 29th ASCC Council Meeting) di Nusa Dua, Bali, pada Senin (8/5). Di antaranya, perlindungan pekerja migran, pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan melalui jejaring antardesa ASEAN, penguatan upaya regional untuk mempromosikan pembangunan yang inklusif, serta inisiatif one health di ASEAN.
Dalam sidang, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, menyinggung pentingnya empat dokumen keluaran Pilar Sosial Budaya ASEAN yang akan diajukan untuk adopsi para kepala negara se-Asia Tenggara dalam KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, NTT. Keempat dokumen itu adalah ASEAN Leaders Declaration on One Health Initiative, ASEAN Declaration on Protection of Migrant Workers in Crisis Situations, ASEAN Declaration on the Placement and Protection of Migrant Fishers, dan ASEAN Leaders Statement on the Establishment of the ASEAN Villages Network.
Dia lalu menyinggung inisiatif one health untuk memperkuat arsitektur kesehatan regional menyusul pandemi Covid-19 mengakibatkan krisis multidimensi hingga meningkatkan kerentanan kesehatan. Apalagi, insiatif tersebut menekankan keterpaduan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan ke dalam sistem kesehatan guna meningkatkan pencegahan dan respons terhadap pandemi di masa depan.
"Melalui adopsi ASEAN Leaders Declaration on One Health Initiative, Indonesia menekankan pentingnya pendekatan terintegrasi untuk mengatasi tantangan kesehatan yang kompleks ini," katanya.
Kedua, untuk memperkuat perlindungan pekerja migran, termasuk mereka yang berada dalam situasi krisis. Hal tersebut sebagai respons atas dampak signifikan pandemi terhadap komunitas pekerja migran di kawasan ASEAN. Ini menjadi dasar Indonesia mengajukan ASEAN Declaration on Protection of Migrant Workers in Crisis Situations dan ASEAN Declaration on the Placement and Protection of Migrant Fishers dalam Pilar Sosial Budaya.