Dunia

Nurul Izzah: Polarisasi ‘menakutkan’ jadi tantangan terbesar Malaysia

Meski dia kalah, hal itu tidak menggagalkan upaya ayahnya untuk menjadi perdana menteri.

Senin, 13 Mei 2024 09:09

Malaysia telah mengarah ke perpecahan ras dan budaya yang “menakutkan”. Nurul Izzah Anwar memperingatkan bahwa kaum konservatif telah mengungguli partai reformasi – yang didirikan oleh ayahnya Anwar Ibrahim. Penguasaan lawan atas media sosial telah mengobarkan politik identitas dan memecah-belah masyarakat.

Pertikaian mengenai budaya sudah meruyak masa jabatan Perdana Menteri Anwar. Setelah pemilu nasional pada tahun 2022 berakhir tanpa pemenang yang jelas, namun membawa bangkitnya blok minoritas nasionalis Melayu yang kuat ke parlemen.

Mulai dari kaus kaki yang bertuliskan “Allah”, hingga seorang pekerja yang mengenakan liontin salib saat menyiapkan makanan di sebuah restoran Muslim China, rangkaian kemarahan – yang sering kali diperkuat oleh para pemimpin Melayu-Muslim – telah menarik perhatian pemerintah. Kritikus mengatakan mereka telah berhasil menyeret perdana menteri untuk menyelaraskan diri dengan tujuan-tujuan konservatif.

“Polarisasi adalah tantangan terbesar kami. Dan itu tidak bersifat religius. Menurut saya itu lebih etnosentris dari apa pun,” kata Nurul Izzah saat diwawancarai This Week in Asia.

“Kita harus menceritakan kembali kisah-kisah Malaysia dan merayakan suara-suara yang berbeda. Tapi kita tidak punya tempat yang aman sekarang karena semuanya sangat menakutkan,” katanya tentang upaya menjembatani kesenjangan budaya.

Arpan Rachman Reporter
Fitra Iskandar Editor

Tag Terkait

Berita Terkait