Penjarahan dan pembakaran terus terjadi di Sri Lanka.
Pasukan kemanan Sri Lanka dikerahkan untuk menindak para penjarah di tengah situasi protes atas krisis ekonomi dan penggulingan Presiden Gotabaya Rajapaksa. Para pasukan itu bahkan diperbolehkan melakukan penembakan terhadap pelaku penjarahan.
Seperti dikutip dari BBC, Kamis (11/5), presiden menolak mengundurkan diri. Dalam pidato pertamanya saat protes dimulai bulan lalu, Gotabaya Rajapaksa berjanji akan memulihkan ketertiban.
Gotabaya Rajapaksa justru menawarkan menyerahkan beberapa kekuasaan kepada parlemen dan menunjuk seorang perdana menteri.
Warga Sri Lanka sendiri semakin putus asa karena barang-barang dasar seperti makanan dan bahan bakar tidak tersedia.
"Kami menderita bahkan sekarang. Tidak ada minyak tanah, tidak ada bensin, tidak ada solar, dan tidak ada listrik," kata seorang pengunjuk rasa, Chandrasekaran.