Pasca pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un, situasi keamanan di Semenanjung Korea telah berubah secara dramatis.
Jepang menurunkan level siaga terkait peluncuran rudal balistik Korea Utara, ungkap sumber-sumber pemerintah. Kabar ini mencuat di tengah berkurangnya ketegangan di Semenanjung Korea, menyusul pertemuan bersejarah antara Donald Trump dan Kim Jong-un pada Juni lalu di Singapura.
Akibatnya, kapal Aegis Angkatan Pertahanan Maritim yang dilengkapi dengan pencegat Standard Missile-3 tidak akan lagi berada di Laut Jepang seperti sebelumnya, menurut sumber yang sama. Namun kapal-kapal tersebut masih akan disiagakan untuk mencegat rudal dalam waktu sekitar 24 jam, jika tanda-tanda peluncuran rudal terdeteksi. Demikian seperti dilansir Kyodo News, Senin (2/7).
Pemerintah, sementara itu, akan tetap memberlakukan perintah bagi Pasukan Bela Diri (Self-Defense Forces atau SDF) untuk menembak jatuh setiap rudal yang mengarah ke wilayah Jepang. Perintah ini dikeluarkan pada tahun 2016.
Jepang sebelumnya telah mengeluarkan perintah intersepsi berdasarkan kasus per kasus ketika mendeteksi tanda-tanda persiapan peluncuran rudal.
SDF juga akan terus menempatkan pencegat rudal Patriot Advanced Capability-3 (PAC-3) di Jepang barat dan utara, tepatnya di sepanjang jalur yang akan ditempuh rudal balistik Korea Utara jika Pyongyang benar-benar mewujudkan ancaman di masa lalunya, yakni menyerang Guam.