Eskalasi ketegangan China versus AS meredupkan prospek rampungnya kesepakatan dagang.
Kurang dari sepekan terakhir menandai eskalasi ketegangan yang cepat dalam perang dagang China versus Amerika Serikat. Tiongkok mendevaluasi yuan setelah pemerintahan Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif baru sebesar 10% pada impor China senilai US$300 miliar per 1 September.
AS pun mencap China sebagai manipulator mata uang.
Perang dagang telah mengguncang pasar dan mengancam ekonomi global. Sulit menebak apa yang akan terjadi berikutnya.
China sudah mengatakan siap untuk berperang, jika memang diperlukan. Dan Tiongkok memiliki sebuah senjata yang sangat kuat, yaitu fakta bahwa mereka merupakan kreditur terbesar AS.
Secara teori, Beijing dapat memicu kepanikan di pasar obligasi dengan merilis sebagian dari surat utang pemerintah AS (US Treasury) senilai US$1,1 triliun yang dimilikinya.