Diplomasi ekonomi jadi prioritas utama, pemerintah Indonesia menargetkan sejumlah perjanjian rampung pada 2020. Salah satunya IA-CEPA.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menuturkan bahwa lima tahun ke depan, diplomasi Indonesia akan dijalankan berdasarkan prioritas 4+1.
Prioritas pertama merupakan diplomasi ekonomi. Indonesia memiliki keinginan besar untuk mengembangkan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan.
"Pasar dan penduduk usia produktif Indonesia itu besar, aset-aset ini harus jadi daya tawar untuk mengembangkan kerja sama ekonomi di panggung dunia," jelas Menlu Retno dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (PPTM) 2020 di Kemlu RI, Jakarta, pada Rabu (8/1).
Pada 2020, Indonesia menargetkan ratifikasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), ratifikasi Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA) CEPA (EFTA-CEPA), finalisasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), serta intensifikasi perjanjian ekonomi dengan kawasan Afrika, Asia Selatan, Asia Tengah, serta Kepulauan Pasifik.
Lebih lanjut, Kemlu RI juga akan mendorong dan mengawal kebijakan outbound investment Indonesia di luar negeri demi perluasan pasar produk dan peningkatan daya saing industri Indonesia di tingkat global.