Salman juga kembali mengagung-agungkan eksistensi Saudi dalam G-20.
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, menegaskan, ancaman dari Iran tetap menjadi perhatian utamanya. Pangkalnya, "Negeri 1.000 Mullah" dianggap sebagai pendukung terorisme dan memicu sektarianisme di Timur Tengah.
"Arab Saudi menegaskan bahaya proyek regional rezim Iran," katanya saat menyampaikan pidato tahunan kepada Dewan Penasihat Syura, Kamis (12/11) waktu setempat. Dirinya lalu menekankan perlunya "menemukan solusi radikal untuk memastikan Iran tidak memperoleh senjata pemusnah massal."
Arab Saudi sedang berperang dengan pejuang Houthi yang didukung Iran di Yaman. Konflik tersebut menewaskan ribuan orang dan menciptakan bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Raja Salman pun memuji upaya Arab Saudi dalam memerangi Covid-19. Juga menstabilkan pasokan minyak.
Meskipun tidak disebutkan dalam pidatonya, masalah lain yang dihadapi kerajaan tahun depan adalah hubungannya dengan pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) yang dipimpin Presiden terpilih, Joe Biden. Kepemimpinan Saudi sangat menyukai kebijakan tekanan maksimum Donald Trump terhadap saingannya, Iran.