Johnson mengatakan tidak bermaksud menyiratkan Starmer secara pribadi gagal menuntut Savile, tetapi dia menolak untuk minta maaf.
Tekanan dan kecaman yang dilayangkan terhadap Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk mundur semakin kuat. Alasannya bukan hanya karena kepergok menghadiri pesta di Downing Street Mei 2020 di saat Inggris menghadapi masa penguncian wilayah, lebih jauh karena dia dianggap 'menabur racun' dalam politik Inggris, setelah ia menuding pemimpin oposisi Inggris Keir Starmer gagal dalam penuntutan terhadap mendiang Jimmy Savile, seorang bintang TV yang telah melecehkan ratusan anak.
Savile adalah pembawa acara TV dan radio BBC yang tidak pernah diadili meskipun ada sejumlah penyelidikan polisi. Ia meninggal pada 2011, dalam usia 84 tahun. Setelah kematiannya, terungkap bahwa dia telah melecehkan ratusan korban, terutama anak-anak. Korban termuda adalah seorang anak laki-laki berusia 8 tahun.
Kegagalan menyeret Savile mendapatkan ganjaran hukuman atas kejahatannya itu disebut Johnson terjadi ketika Keir Starmer menjabat sebagai Direktur Jaksa Umum (DPP).
Seperti dikutip Reuters, Rabu (9/2), ucapan Johnson ini mendapat tekanan. Ia diminta untuk menarik klaim bahwa Starmer telah gagal mengadili salah satu pelaku pelecehan anak paling terkenal di Inggris itu.
Johnson menuding Starmer di parlemen