Israel tengah menghadapi situasi pelik. Selain dakwaan terhadap Netanyahu, belum jelas siapa yang akan memimpin negara itu berikutnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis (21/11), mengatakan dia tidak akan mengundurkan diri meskipun didakwa melakukan suap, penipuan dan pelanggaran kepercayaan. Dia menyebut rangkaian tuduhan tersebut sebagai percobaan kudeta.
Tuduhan yang dijatuhkan oleh Jaksa Agung Avichai Mandelblit pada Kamis mewakili krisis paling parah dalam karier politik PM Netanyahu. Dia membantah melakukan kesalahan terkait tiga kasus korupsi, dengan mengatakan dia hanya korban "witch hunt" politik.
Netanyahu, menjabat sebagai PM sejak 2009, telah mendominasi politik Israel selama satu generasi dan mengubah haluan politik negara itu menjadi sayap kanan.
Tidak ada kewajiban hukum yang mengharuskannya untuk mengundurkan diri. Namun, dakwaan tersebut dapat semakin mendorong upaya para saingan untuk mengusirnya dari kursi PM.
Tuduhan atas Netanyahu membawa ancaman hukuman penjara dalam jangka waktu panjang. Tetapi persidangan terkait tuduhan itu kemungkinan akan ditunda hingga berbulan-bulan akibat krisis politik Israel. Netanyahu juga dapat mencoba untuk mengamankan imunitas dari parlemen untuk menghindari penuntutan.