Di sisi lain, Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut Trump sebagai "orang sakit" yang telah mempermalukan AS.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyatakan, Presiden Donald Trump sepenuhnya bersalah karena telah meragukan hasil Pilpres Amerika Serikat dan mendorong pendukungnya untuk menyerbu Capitol Hill pada Rabu (6/1).
Lebih lanjut, PM Johnson mengatakan dengan sepenuh hati, dia mengutuk tindakan Trump. Sejauh ini diketahui bahwa secara total, empat orang tewas setelah massa pro-Trump menyerbu Capitol dalam upaya membatalkan hasil pemilu.
Trump telah mendorong pengunjuk rasa untuk berbaris menuju Capitol setelah dia membuat klaim palsu terkait kecurangan dalam Pilpres 2020.
Dia kemudian meminta para pendukungnya untuk bubar dan kembali ke rumah masing-masing, sembari terus membuat klaim palsu. Akibatnya, Twitter dan Facebook sempat memblokir akun Trump.
Tidak lama kemudian, dalam pidatonya Trump menyatakan akan ada transisi yang tertib bagi masa pemerintahan presiden terpilih, Joe Biden, yang kemenangannya telah disahkan oleh anggota parlemen AS.