Polisi Metropolitan menyatakan di media sosial bahwa petugas spesialis telah menetapkan tidak ada pelanggaran pidana yang terjadi.
Demonstrasi pro-Palestina membuat sebagian pejabat di Inggris merasa tidak nyaman. Pasalnya, gaung yel-yel 'jihad' terdengar di barisan para pengunjuk rasa dan itu membuat sejumlah petinggi di Negeri Ratu Elizebeth itu khawatir. Ada keinginan untuk melarang kalimat jihad itu terus-terusan bergema di langit Inggris.
Namun, Pemerintah Inggris tampaknya tidak berencana memberikan wewenang baru kepada polisi untuk menangkap orang-orang yang menggunakan kata “jihad” dalam kaitannya dengan protes pro-Palestina.
Polisi Metropolitan menyatakan di media sosial bahwa petugas spesialis telah menetapkan tidak ada pelanggaran pidana yang terjadi. Namun, Menteri Dalam Negeri Suella Braverman bertemu dengan komisaris polisi Sir Mark Rowley, dan dia menantangnya atas pernyataan tersebut.
Kata tersebut memiliki beberapa arti, termasuk “perjuangan” atau “usaha” dalam konteks spiritual, namun dapat juga digunakan untuk mengartikan perang suci.
Hizbut Tahrir, kelompok yang mengorganisir protes tersebut, mengatakan di situsnya bahwa demonstrasi tersebut merupakan respons terhadap “penindasan brutal” terhadap rakyat Palestina yang dilakukan Israel.