Indonesia, Korea Selatan, Jepang, dan China tertarik berinvestasi dalam proyek gas Greater Sunrise.
Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta mengatakan, Indonesia, Korea Selatan, Jepang, dan China tertarik berinvestasi dalam proyek gas Greater Sunrise di perairan antara Timor Leste dan Australia.
Dilansir dari Reuters, Rabu (7/9), Ramos-Horta menyebut, tiga negara itu mau berinvestasi karena berusaha memecahkan kebuntuan dengan Australia dan operator Sunrise Woodside Energy Group (WDS.AX) mengenai cara mengembangkan ladang gas. Nantinya, pengembangan dilakukan baik dengan menyalurkan gas ke Timor Timur atau ke Darwin di Australia utara.
"Jadi Indonesia adalah investor potensial di Greater Sunrise. Kenapa tidak? Korea Selatan adalah salah satu investor potensial yang besar," kata Ramos-Horta dalam pidatonya di National Press Club di Canberra.
Sebagai informasi, dua ladang yang membentuk Greater Sunrise ditemukan pada 1974. Ladang itu menampung sekitar 5,1 triliun kaki kubik gas, serta 226 juta barel kondensat, sejenis minyak mentah ringan yang biasanya ditemukan dengan gas.
Pembangunan pertama kali terhenti oleh sengketa batas maritim yang diselesaikan pada 2018. Alasannya, karena ketidaksepakatan tentang apakah akan menyalurkan gas ke pabrik gas alam cair (LNG) baru di Timor Timur atau ke pusat LNG yang ada di Darwin.