Sebanyak 12 anggota pasukan keamanan tewas dan 353 lainnya terluka dalam kerusuhan.
Puluhan demonstran antipemerintah diketahui tewas dalam kerusuhan yang terjadi di Kota Utama Alamatry, Kazakhstan, Asia Tengah.
Sebelumnya, pengunjuk rasa mencoba untuk menguasai kantor kepolisian di kota tersebut. Sementara itu 12 anggota pasukan keamanan tewas dan 353 lainnya terluka dalam kerusuhan.
Seperti dilansir BBC, Jumat (7/1), unjuk rasa itu dipicu oleh kemarahan atas melonjaknya harga bahan bakar yang kemudian merembet ke masalah ketidakpuasan ekonomi akibat pemerintahan otoriter dan korup. Kekayaan negara yang sebagian besar berasal dari minyak pada akhirnya hanya dikuasai kalangan elite tertentu.
Beberapa daerah di Kazakhstan seperti wilayah Mangistau, tempat protes dimulai, bergantung pada LPG jenis butana dan propana untuk mengisi bahan bakar hampir semua kendaraan di sana. Meskipun menjadi negara minyak utama, Kazakhstan secara teratur menghadapi kekurangan LPG karena produsen memilih mengekspor dengan harga yang lebih baik.
Ketika pemerintah menghapus batas harganya pada 1 Januari 2022, harga dilaporkan naik dari 50 tenge menjadi 120 tenge per liter.