Kecaman dilakukan karena penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 memakai kayu lapis dari hutan hujan tropis kritis di Asia.
Rainforest Action Network (RAN) menyoroti pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020 lantaran pembangunan fasilitasnya disuplai dari kayu lapis dengan menghancurkan hutan hujan tropis kritis di Asia. Padahal, berkomitmen mengurangi dampak iklim dan mempromosikan konsumsi berkelanjutan dan bertanggung jawab.
“Ini merupakan ironi karena stadion yang dibangun dengan mengorbankan hutan hujan tropis kini kosong tanpa penonton, namun otoritas penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 tetap mengabaikan laporan kami yang jelas-jelas menunjukkan adanya pelanggaran terhadap komitmen keberlanjutan yang tercantum dalam Kode Sumber yang Berkelanjutan untuk pengadaan bahan baku Olimpiade Tokyo," ucap perwakilan RAN Jepang, Toyo Kawakami, Jumat (6/8).
"Pihak penyelenggara telah melakukan pencitraan palsu dari pemasaran hijau untuk tampil seolah-olah mereka menepati janji keberlanjutan mereka," imbuh dia dalam keterangan tertulis.
RAN pun berpendapat, strategi iklim positif Olimpiade Tokyo gagal mempertimbangkan jejak karbon dari ketergantungannya pada kayu tropis untuk kayu lapis bekisting beton. Padahal, dalam Rencana Keberlanjutan bertujuan mengatasi emisi dari proses konstruksi—satu-satunya kriteria yang relevan untuk kayu lapis bekisting dengan memanfaatkan kayu lapis daur ulang dan kayu Jepang.
Kawakami melanjutkan, RAN sebelumnya telah memperingatkan Komite Panitia Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo tentang risiko penggunaan kayu lapis tropis sebelum membangun Stadion Nasional baru. Namun, tidak diindahkan hingga RAN mendapati penggunaan kayu lapis ShinYang dari Sarawak, Malaysia, di lokasi pembangunan.