Ledakan itu dimulai setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan perang dalam pidatonya yang disiarkan di televisi.
Puluhan rudal yang ditembakkan Rusia ke Ukraina menyebabkan sedikitnya 70 orang tewas, ratusan orang luka-luka, dan ratusan ribu harus meninggalkan rumah mereka. Serangan ini diklaim menjadi yang terbesar sejak perang dunia kedua. Ledakan itu dimulai setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan perang dalam pidatonya yang disiarkan di televisi.
Badan PBB untuk Pengungsi UNHCR mengatakan, sekitar 100.000 warga Ukraina telah meninggalkan rumah mereka. Ribuan orang menyeberang ke negara-negara tetangga, termasuk Rumania, Moldova, Polandia dan Hongaria.
Seperti diberitakan Reuters, Jumat (25/2), serangan tersebut mengakhiri upaya diplomatik sia-sia selama berminggu-minggu oleh pemimpin Barat. Perang tetap terjadi bahkan disebut sebagai serangan terencana karena Putin mengistilahkan sebagai operasi militer khusus untuk melindungi warga Rusia yang menjadi sasaran genosida di Ukraina, sebuah tuduhan tak berdasar.
Saat ini Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy memerintahkan mobilisasi umum yang akan dilakukan dalam 90 hari untuk memastikan pertahanan negara. Seorang penasihat kantor kepresidenan Ukraina mengatakan, pasukan Rusia telah merebut bekas pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl, hanya 90 km Utara Kiev. Pabrik ini berada di sepanjang rute terpendek dari Ibu Kota Ukraina ke Belarus, di mana Moskow telah menempatkan pasukan.
Pertempuran lain terjadi di Bandara Hostomel, di luar pusat Kota Kiev. Tempat itu menjadi lokasi pendaratan pasukan terjun payung Rusia. Seorang pejabat Ukraina kemudian mengatakan lapangan udara telah direbut kembali, sementara seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan pasukan Rusia semakin dekat ke Kiev dari arah bandara tersebut.