Perpecahan ini merusak landasan PBB dalam membuat semua negara bekerja sama untuk menyelesaikan tantangan global.
Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengatakan kepada negara-negara di dunia pada Kamis (20/7) waktu setempat, periode pasca-Perang Dingin telah berakhir tetapi dunia sedang bergerak menuju era multipolar baru. Hal itu telah ditandai oleh ketegangan geopolitik tingkat tertinggi dan persaingan kekuatan besar dalam beberapa dekade.
Dia memperingatkan, perpecahan ini merusak landasan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam membuat semua negara bekerja sama untuk menyelesaikan tantangan global.
Sekjen PBB menandai sejumlah tantangan konflik yang lebih kompleks dan mematikan, kekhawatiran yang muncul kembali tentang kemungkinan perang nuklir, meningkatnya ketidaksetaraan di dalam dan antarnegara, meluasnya terorisme, darurat iklim, meningkatnya ketidakpercayaan pada lembaga publik, dan hak asasi manusia diserang secara global “termasuk penolakan yang merusak terhadap hak-hak perempuan".
Sekretaris Jenderal mengatakan, invasi Rusia pada Februari 2022 ke Ukraina telah mempersulit untuk mengatasi tantangan ini. Dan tanpa menyebut nama Rusia, dia dengan jelas mengkritiknya, dengan mengatakan jika setiap negara memenuhi kewajibannya berdasarkan Piagam PBB, termasuk menghormati kedaulatan dan integritas wilayah semua negara. “hak atas perdamaian akan dijamin.”
Guterres mempresentasikan pandangan suramnya tentang dunia dalam makalah kebijakan yang menguraikan "Agenda Baru untuk Perdamaian" kepada para diplomat dari 193 negara anggota PBB. Ini adalah upaya PBB untuk mengatasi ancaman baru.