CEO Rappler Maria Ressa ditangkap pada Rabu (13/2) atas tuduhan pencemaran nama baik di dunia maya.
Maria Ressa, jurnalis dan CEO Rappler yang vokal mengkritik Presiden Filipina Rodrigo Duterte, bebas dengan jaminan setelah ditangkap pada Rabu (13/2).
Ressa ditangkap di markas Rappler oleh empat petugas keamanan dan dibawa ke Biro Investigasi Nasional (NBI), di mana dia ditahan atas tuduhan pencemaran nama baik di dunia maya.
Tuduhan itu, yang menurut Ressa memiliki motivasi politik, berkaitan dengan sebuah laporan yang diterbitkan pada 2012 tentang relasi korup seorang pengusaha Filipina dengan seorang hakim pengadilan tingkat tinggi.
Namun, Ressa mengatakan bahwa penangkapannya adalah bagian dari usaha pemerintah Filipina untuk mengintimidasi dan melecehkan media.
Bahkan hukum yang digunakan untuk menjerat Ressa dan Rappler, baru diberlakukan empat bulan setelah artikel itu diterbitkan.