Protes menentang penghapusan subsidi BBM telah memicu pemindahan sementara pusat pemerintahan dari Quito ke Guayaquil.
Delapan petugas polisi "disandera" di Ekuador, di tengah demonstrasi menentang penghapusan subsidi BBM yang masih berlangsung. Aksi protes yang telah berlangsung sepekan memaksa Presiden Lenin Moreno mengumumkan pemindahan sementara pusat pemerintahan dari Quito ke Guayaquil.
Para demonstran yang terdiri dari warga pribumi mengarak tujuh pria dan seorang wanita di hadapan ribuan orang yang menduduki tempat pertunjukan Casa de Cultura di Quito. Massa menuntut diakhirinya langkah-langkah penghematan, beberapa bahkan mendesak pengunduran diri Moreno.
Jaime Vargas, pemimpin organisasi adat terbesar Ekuador (CONAIE), meminta para petugas tersebut untuk bergabung dengan para demonstran.
"Kami akan meradikalisasi dengan lebih banyak kekuatan ... Jangan main-main dengan warga pribumi," kata Vargas.
Vargas juga mengeluhkan bahwa liputan media tentang protes telah mengabaikan kebrutalan polisi, sebelum akhirnya dia meminta para kru televisi lokal untuk menyiarkan aksi di Casa de Cultura secara langsung.