Jika Turki memperluas kehadiran militernya di Afghanistan, kelompok Islam akan memandang pasukan Turki sebagai penjajah.
Taliban memperingatkan Turki untuk menarik pasukannya dari Afghanistan. Jika Turki memperluas kehadiran militernya di Afghanistan, kelompok Islam akan memandang pasukan Turki sebagai "penjajah" dan mengobarkan "jihad" terhadap mereka.
Peringatan itu datang di tengah gerakan medan perang baru yang menurut para kritikus menunjukkan bahwa Taliban merencanakan pengambilalihan militer atas Afghanistan yang bertentangan dengan janji perdamaian mereka. Aksi ini meningkatkan ketegangan yang bisa memicu perang saudara besar-besaran di sana.
Amerika Serikat telah meminta Turki untuk mengamankan bandara Kabul setelah semua pasukan sekutu Amerika dan NATO ditarik dari negara itu pada akhir bulan depan. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Jumat lalu tanpa merinci bahwa dia telah setuju dengan Washington tentang "ruang lingkup" tentang bagaimana mengamankan dan mengelola bandara.
Taliban mengutuk kesepakatan itu sebagai "tercela" dan menuntut Turki meninjau kembali keputusannya.“Kami menganggap tetapnya pasukan asing di tanah air kami oleh negara mana pun dengan dalih apa pun sebagai pendudukan,” kata kelompok itu dalam rilis media. “Perpanjangan pendudukan akan membangkitkan emosi kebencian dan permusuhan di dalam negara kita terhadap pejabat Turki dan akan merusak hubungan bilateral.”
Keamanan dan kelancaran bandara internasional Hamid Karzai di ibukota Afghanistan sangat penting untuk menjaga misi diplomatik dan organisasi asing yang beroperasi di luar Kabul, di mana ledakan Selasa ini menewaskan sedikitnya empat orang. Permusuhan di tempat lain di Afghanistan juga telah meningkat.