Uang telah menjadi perhatian mendesak bagi Taliban setelah Amerika Serikat memblokir kelompok itu dari mengakses miliaran aset Afghanistan.
Seorang juru bicara Taliban memuji Beijing sebagai "mitra utama" dan pemodal ketika kelompok itu bergerak untuk membangun pemerintahan nasional dan mengembangkan ekonomi Afghanistan.
“China adalah mitra utama kami dan mewakili bagi kami peluang fundamental dan luar biasa karena ia bersedia berinvestasi dan membangun kembali negara kami,” kata juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid kepada surat kabar Italia la Repubblica, Rabu (1/9).
Mujahid membuat pernyataan saat kelompok militan, yang mengambil alih Afghanistan secara dramatis awal bulan ini, merayakan penarikan terakhir pasukan Amerika dari negara itu, mengakhiri konflik selama 20 tahun.
Tetapi uang telah menjadi perhatian mendesak bagi Taliban setelah Amerika Serikat memblokir kelompok itu dari mengakses miliaran aset Afghanistan yang disimpan di rekening bank AS, sementara Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional masing-masing menangguhkan pendanaan ke Afghanistan.
Dengan uang yang hampir habis, Taliban tampaknya menempatkan taruhannya di Beijing, yang dalam beberapa hari terakhir telah mengisyaratkan kesiapan untuk membangun hubungan dengan kelompok itu—meskipun belum secara resmi mengakui rezim Taliban.