Momentum negosiasi damai ini tampaknya meningkat sejak Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menjabat pada November 2022.
Sudah puluhan tahun tentara pemerintah Thailand dan kelompok separatis Muslim di wilayah selatan berkonflik belum ada titik temu mencapai perdamaian. Namun, di awal 2024 ini, angin segar berembus. Kedua pihak secara prinsip menyetujui peta jalan yang diperbarui untuk mencoba mengakhiri pertempuran.
Fasilitator Malaysia Zulkifli Zainal Abidin mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa kedua belah pihak pada prinsipnya telah menyetujui rencana perdamaian yang “lebih baik”.
“Ini merupakan terobosan besar setelah dialog terhenti setahun terakhir akibat pemilu Thailand,” katanya.
Kedua pihak mengadakan perundingan selama dua hari di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, dan akan bertemu lagi dalam dua bulan ke depan untuk membahas rincian rencana tersebut. Mereka berharap untuk menyetujui gencatan senjata yang mencakup bulan puasa Ramadhan, yang dimulai pada 10 Maret, dan festival Songkran di Thailand pada pertengahan April.
Malaysia telah menjadi tuan rumah dan memfasilitasi pembicaraan antara kelompok separatis dan pemerintah Thailand sejak tahun 2013, namun hanya sedikit kemajuan yang dicapai.