WHO menyebutkan saat ini tingkat deteksi terhadap Deltacron di beberapa negara masih sangat rendah.
Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengumumkan rekombinasi Covid-19 Deltacron yang telah muncul di sejumlah negara di Eropa seperti Prancis, Denmark, dan Belanda, serta Amerika Serikat. Varian hibrida kombinasi Delta dan Omicron ini diperkirakan sudah beredar sejak awal Januari 2022.
Melansir Health Selasa (15/3) Pemimpin Teknis Covid-19 WHO, Maria van Kerkhove menyebutkan saat ini tingkat deteksi terhadap Deltacron di beberapa negara masih sangat rendah. “Ini sudah bisa diduga apalagi dengan persebaran intens Omicron dan Delta,” tulis Kerkhove di Twitternya.
Kelompok Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) memberikan data dari Institut Pasteur Prancis di situs webnya, dan menyebutnya bukti kuat pertama untuk virus rekombinan Delta-Omicron.
Deltacron kemungkinan dihasilkan dari satu orang yang terinfeksi dua jenis Covid-19 pada saat yang sama, Thomas Russo, profesor dan kepala penyakit menular di University at Buffalo di New York, menjelaskan: "Kedua virus harus berada di tubuh mereka pada saat yang sama," katanya. Kejadian ini disebutnya sebagai sesuatu yang umum pada virus influenza.
Laporan Deltacron pertama kali beredar pada awal Januari setelah Leondios Kostrikis, seorang ahli virologi di Siprus, mengatakan timnya telah menemukan apa yang tampak seperti kombinasi varian Delta dan Omicron. Dia adalah orang pertama yang secara terbuka melabelinya Deltacron.