Angka penetrasi ini terbilang naik tipis dibanding tahun sebelumnya, yakni 132,7 juta jiwa.
Dari total 262 juta jiwa penduduk Indonesia, sebanyak 143,26 juta jiwa diperkirakan telah menggunakan internet di 2017. Angka penetrasi ini terbilang naik tipis dibanding tahun 2016 sebelumnya, yakni 132,7 juta jiwa.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Henri Kasyfi Soemartono mengatakan pertumbuhan penetrasi internet di Indonesia tak lagi besar karena sudah banyak pengadopsi internet terutama di wilayah urban.
APJII memang mengategorikan enam pulau yang disurveinya menjadi tiga karakter wilayah yakni rural atau daerah terpencil, urban rural atau kotamadya dan kabupaten serta urban atau ibu kota provinsi. Kategori karakter area itu berdasarkan besaran gross domestic product (GDP) di suatu daerah. Wilayah urban merupakan daerah administratif yang sebagian besar GDP berasal dari sektor non-pertanian. Sedangkan rural-urban merupakan wilayah administratif yang besar GDP seimbang berasal dari sektor pertanian dan non pertanian. Serta, wilayah rural adalah wilayah administratif yang sebagian besar GDP berasal dari sektor pertanian.
Penetrasi internet di wilayah urban sudah mencapai 72,41%, sedangkan di wilayah urban-rural atau wilayah tier kedua hampir mencapai setengah populasi yakni 49,49%. Namun di wilayah rural masih lebih kecil yakni 48,25%.
"Penetrasi di urban sudah cukup tinggi, namun bagi teman-teman yang berada di rural area dan rural urban tentu untuk menggelar fiber optik di 60 juta rumah di Indonesia itu hampir tidak mungkin. Ke depan, kami akan melengkapi kabel dengan satelit untuk menjangkau wilayah pedalaman. Yang melayani adalah seluruh anggota APJII untuk menyeimbangkan penetrasi 70% ke daerah rural dan rural urban," Henri melanjutkan.