Aktivis The Climate Reality Indonesia beriniasi mengemas kampanye perubahan iklim melalui seni teater bersama Teater Koma.
Perubahan iklim menjadi isu yang santer di telinga belakangan ini. Bahkan pada 2015, para pemimpin di dunia membentuk Persetujuan Paris (Paris Agreement) guna memerangi perubahan iklim.
The Climate Reality Indonesia, sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) lingkungan yang berpusat di Amerika, berinisiasi mengemas kampanye perubahan iklim melalui seni yang membumi bagi kalangan masyarakat, yakni teater.
"Menggugah orang untuk berubah bisa melalui pemberitaan, misalnya. Tetapi yang masih jarang disentuh untuk menyebarkan konten lingkungan itu, nah kita bisa dengan seni teater, karena hal ini belum dilakukan secara meluas," kata aktivis lingkungan Tami, pada diskusi virtual bertajuk "Alam Semesta Dalam Pentas Teater", Senin (8/6).
Ia menilai, kampanye isu lingkungan melalui budaya akan bisa lebih melekat ke masyarakat dalam menyebarkan kesadaran lingkungan. Berawal dari kesadaran itulah sebuah aksi nyata akan mengikuti.
Senada dengan Tami, Forest Campaigner Kaoem Telapak Dzatmiati Sari, juga mengatakan, melalui pertunjukan teater, para seniman juga dapat memasukkan nilai-nilai budaya yang tak hanya kepada masyarakat tertentu saja, melainkan kepada publik.