Empati muncul seiring bertambahnya usia seseorang.
Beberapa waktu lalu, beredar video di media sosial, lima remaja perempuan yang tengah asyik makan ayam goreng di sebuah restoran cepat saji yang menjadi sasaran boikot, mengolok-olok anak-anak di Palestina. Video viral itu merekam remaja putri, yang belakangan diketahui merupakan siswi-siswi SMP dari sekolah yang berbeda-beda, menyinggung soal darah, tulang, dan daging anak Palestina sembari tertawa, saat menikmati ayam goreng tepung.
Imbas perilaku miring itu, Dinas Pendidikan DKI Jakarta akhirnya memberikan sanksi skorsing selama seminggu kepada mereka. Di tengah penderitaan warga Palestina, terutama anak-anak, yang sedang mempertahankan hidup dari serangan Israel, lelucon remaja perempuan itu dinilai tak punya empati.
Spesialis rehabilitasi psikososial dan pendidik psikologi, Kendra Cherry dalam tulisannya di Verywell Mind mengatakan, empati merupakan kemampuan untuk memahami secara emosional apa yang dirasakan orang lain, melihat sesuatu dari sudut pandang mereka, dan membayangkan diri kita berada di posisi mereka.
“Meskipun orang bisa menyesuaikan diri dengan perasaan dan emosinya sendiri, memahami pikiran orang lain bisa jadi sedikit lebih sulit,” tulis Cherry.
Sejak kapan dan dari mana empati muncul?