Para peneliti dalam jurnal Nature Metabolism menemukan, puasa selama 7 hari dapat menurunkan berat badan rata-rata 5,7 kilogram.
Puasa sudah dipraktikkan selama ribuan tahun, baik untuk alasan medis, budaya, maupun agama. Menurut Newsweek, nenek moyang kita, pemburu-pengumpul, juga dipaksa untuk beradaptasi dengan kondisi tanpa makanan dalam jangka waktu yang lama. Sebagai hasilnya, tubuh kita telah berevolusi untuk bertahan dan berkembang melalui puasa dalam durasi yang lama.
Peneliti dari China, Yiren Wang dan Ruilin Wu dalam riset yang diterbitkan di jurnal Disease Markers (2022) menyebut, dalam sejarah pengobatan kuno, puasa merupakan metode yang dimulai sejak Hippocrates. Sejak itu, puasa direkomendasikan sebagian besar sekolah kedokteran Eropa untuk mengobati penyakit akut dan kronis. Wang dan Wu menulis, puasa dapat digolongkan menjadi puasa jangka pendek, seperti puasa intermiten (berjeda) dan puasa yang panjang (lebih dari delapan hari).
Lalu, bagaimana sebenarnya tubuh manusia merespons tanpa makanan dalam jangka waktu lama?
Peneliti dari Inggris, Norwegia, dan Denmark dalam jurnal Nature Metabolism (1 Maret 2024) menemukan, puasa selama tujuh hari dapat menurunkan berat badan rata-rata 5,7 kilogram.
Para peneliti bereksperimen dibantu 12 sukarelawan, lima perempuan dan tujuh laki-laki, yang berpuasa selama tujuh hari, hanya minum air. Ada risiko dehidrasi saat berpuasa. Sebab, sekitar 20% asupan cairan tubuh manusia berasal dari makanan. Jadi, peserta harus dipastikan tetap mengonsumsi banyak air.