Hewan juga dapat terpapar pada situasi menakutkan atau menegangkan, yang bisa menyebabkan masalah kesehatan mental.
Selama masih hidup, manusia kerap bergulat dengan masalah kesehatan mental. Namun, apakah hewan juga bisa mengalaminya?
Menurut profesor ilmu saraf, kognisi, dan perilaku dari Universitas San Diego, Rachel Blaser dalam tulisannya di The Conversation, terkadang perubahan genetik memengaruhi cara otak terbentuk, yang dapat menyebabkan cacat mental. Hewan juga dapat terpapar pada situasi menakutkan atau menegangkan, yang bisa menyebabkan masalah kesehatan mental.
Down syndrome—kondisi genetik yang bisa memperlambat proses belajar dan berpikir pada manusia—menurut Blaser tidak diidap hewan karena gen mereka tersusun dalam kromosom secara berbeda dari gen manusia. Namun, simpanse dan orangutan punya susunan gen serupa manusia. Maka, kondisi sangat mirip down syndrome terjadi pada seekor simpanse betina di Jepang bernama Kanako.
“Dia (Kanako) memiliki masalah penglihatan dan jantung yang disebabkan oleh kromosom ekstra. Para ilmuwan tidak tahu apakah Kanako mengalami kesulitan belajar, karena masalah penglihatannya membuat hal itu sulit untuk diuji. Namun, Kanako senang bersosialisasi dengan simpanse lain dan berumur panjang di suaka margasatwa,” tulis Blaser.
Profesor madya dan dokter hewan di Universitas Pennsylvania, Carlo Siracusa mengatakan kepada Popular Science, hewan benar-benar dapat mengalami penyakit mental. Menurut dia, ada wilayah serupa yang mengatur emosi di otak manusia juga bekerja pada hewan, yang menunjukkan tanda-tanda kecemasan.