Sebagian orang percaya, mimpi bisa memprediksi masa yang akan datang.
Kata orang, mimpi sekadar bunga tidur. Kenyataannya, mimpi lebih dari sekadar definisi klise itu.
Melansir Huffington Post, mimpi muncul dari alam bawah sadar dan terjadi dalam keadaan gelombang otak teta—gelombang yang berfungsi untuk mengoptimalkan belajar, ingatan, dan intuisi. Dalam situasi tersebut, kita terbuka menerima infrormasi dari bawah sadar.
Menurut riset yang diterbitkan jurnal Social Cognitive and Affective Neuroscience pada Juni 2023, dikutip dari Sleepopolis, mimpi mencerminkan pemrosesan ulang dalam tidur dari momen-momen intens yang dialami selama kita terjaga.
Penulis utama penelitian itu, Jean-Baptiste Eichenlaub mengatakan, aktivitas yang intens dan emosi yang terjadi dalam hidup seseorang terkait dengan intensitas tidur gerak mata cepat (rapid eye movement/REM) para peserta yang diteliti. Selain itu, pengalaman saat terjaga yang punya dampak emosional lebih tinggi, lebih mungkin diintegrasikan ke dalam mimpi peserta daripada aktivitas sehari-hari.
Sebagian orang percaya, mimpi bisa memprediksi masa yang akan datang. Misalnya, ketika kita bermimpi bertemu sahabat lama, beberapa hari kemudian di kehidupan nyata, kita benar-benar bertemu. Atau, ketika kita bermimpi terjadi gempa bumi, beberapa minggu kemudian, bencana alam itu benar-benar terjadi.