Pola makan berkolesterol tinggi pada ayah dapat mengubah RNA (ribonucleic acid/asam ribonukleat) dalam sperma.
Penyakit kardiovaskular—gangguan jantung dan pembuluh darah yang meliputi penyakit jantung koroner, serebrovaskular, rematik jantung, dan kondisi lainnya—menurut World Health Organization (WHO) merupakan penyebab kematian utama di dunia. Diperkirakan setiap tahun, 17,9 juta jiwa kehilangan nyawa karena penyakit ini.
Empat dari lima kematian akibat penyakit kardiovaskular disebabkan serangan jantung dan stroke, sepertiga dari kematian tersebut terjadi pada orang-orang yang berusia di bawah 70 tahun.
Berdasarkan data dari Global Burden of Desease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014-2019 penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018, menunjukkan tren peningkatan penyakit jantung, yakni 0.5% pada 2013 menjadi 1,5% pada 2018.
Di Amerika Serikat, hampir 703.000 orang meninggal dunia pada 2022 akibat penyakit jantung, setara dengan satu dari setiap lima kematian. Faktor risiko terpenting dari penyakit jantung dan stroke, menurut WHO, antara lain pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, penggunaan tembakau, dan konsumsi alkohol.
Lalu, faktor risiko lingkungan, seperti polusi udara. Di samping itu, ada faktor risiko perilaku individu, seperti peningkatan tekanan darah, peningkatan glukosa darah, peningkatan lipid darah, serta obesitas.