Sosial dan Gaya Hidup

Bahaya terjebak dalam self diagnosis kesehatan mental

Self diagnosis adalah praktik di mana seseorang mencoba mengidentifikasi kondisi kesehatan mental mereka sendiri.

Rabu, 06 Desember 2023 18:03

Dalam beberapa tahun terakhir, internet—terutama media sosial—menjadi wadah informasi yang melimpah terkait kesehatan mental. Dengan kemajuan teknologi ini, pengguna internet—terutama anak muda—kerap mendiagnosis dirinya sendiri atau self diagnosis, soal kondisi kesehatan mentalnya. Biasanya, informasi itu didapatkan dari media sosial, yang tak valid dan kredibel sumbernya.

Secara harfiah, psikolog Jehan Safitri mendefinisikan self diagnosis sebagai praktik di mana seseorang mencoba mengidentifikasi kondisi kesehatan mental mereka sendiri. “Berdasarkan gejala yang mereka alami. Biasanya dengan mencari informasi di internet atau sumber lainnya,” kata Jehan kepada Alinea.id, Senin (4/2).

Jehan menekankan, meski dua orang punya gejala serupa, tetapi sesungguhnya kondisi kesehatan mental mereka mungkin sangat berbeda. “Memiliki gejala yang sama, tidak selalu berarti memiliki diagnosis yang sama atau memerlukan perawatan yang sama,” ujar Jehan.

Penyebab, praktik, dan bahayanya

Menurut peneliti dari Departemen Kesehatan Sosial Universitas Padjadjaran (Unpad), yakni Tahira Nurul Azizah dan Nunung Nurwati dalam penelitian mereka “Dampak perilaku self diagnosis pada kesehatan mental remaja” di Jurnal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNSIQ (Juli, 2021), keterbukaan akses menyebabkan individu dapat melihat sendiri penyebab dari gangguan mental, dan bisa mengidentifikasi secara langsung.

Maulida Alfi Syahrani Reporter
Fandy Hutari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait