Sosial dan Gaya Hidup

Belum siap menghadapi serangan siber

Kemampuan ketahanan siber dalam negeri masih sangat lemah.

Minggu, 05 Januari 2025 06:05

Ancaman serangan siber yang diprediksi akan semakin serius pada 2025, memerlukan langkah mitigasi agar tidak semakin membuat sendi kehidupan publik serba sulit dalam ruang digital. Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang semakin berkembang, dikhawatirkan semakin masif menjadi modus serangan siber.

Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja mengakui, kemampuan ketahanan siber dalam negeri masih sangat lemah. Misalnya, serangan siber terhadap PT. Bank Syariah Indonesia (BSI) yang membuat seluruh layanan perbankan di bank itu lumpuh pada 8 Mei 2023. Lalu, serangan ransomware (perangkat pemeras) terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 pada Juni 2024.

Di samping dua serangan siber tadi, menurut data Communication and Information System Security Research Center (CISSReC), ada beberapa lagi serangan siber besar lagi sepanjang 2024, antara lain pencurian puluhan ribu data karyawan dan pelangan PT. Kereta Api Indonesia (KAI) pada Januari 2024; penyebaran data pribadi pelanggan dan pekerja layanan internet Biznet pada Maret 2024; peretasan data Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada Agustus 2024, dan peretasan terhadap perusahaan kripto, Indodax, serta pencurian data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) milik Direktorat Jenderal Pajak pada September 2024.

Bahkan, penyedia jasa layanan keamanan siber AwanPintar pada pertengahan tahun lalu menyebut, total ada 2.499.486.085 serangan siber di Indonesia selama semester pertama 2024. Artinya, Indonesia mengalami rata-rata 13.733.440 serangan siber per hari atau 158 serangan siber per detik.

“Itu tidak ada satupun teknologi yang secara fundamental dibuat oleh kita. Karena kita hanya sebagai konsumen dari teknologi ini, sehingga seluk-beluk teknologi fundamentalnya kita enggak tahu,” kata Ardi kepada Alinea.id, Jumat (3/1).

Kudus Purnomo Wahidin Reporter
Fandy Hutari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait