Data BPS melaporkan, sebanyak 9,89 juta penduduk berusia 15-24 tahun atau generasi Z menganggur.
Belakangan ini beredar video ribuan pelamar kerja yang mengantre untuk mengajukan lamaran pekerjaan. Misalnya saja, beberapa waktu lalu ribuan pelamar kerja di sebuah pabrik di Batam, Kepulauan Riau, yang tengah diseleksi tinggi badan menggunakan sebuah palang pengukur.
Lalu, pada Jumat (17/5) ratusan pelamar kerja antre untuk melamar pekerjaan di sebuah warung seblak di kompleks pertokoan Pasar Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Terakhir, pada Selasa (28/5) ratusan pencari kerja memadati area Jakarta Job Fair di pusat perbelanjaan Thamrin City, Jakarta.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan survei angkatan kerja nasional (sakernas) pada Februari 2024, jumlah angkatan kerja sebanyak 149,38 juta orang, naik 2,76 juta orang dibanding Februari 2023. Penduduk yang bekerja pada Februari 2024 sebanyak 142,18 juta orang, naik 3,55 juta orang dari Februari 2023.
Namun, sebanyak 9,89 juta penduduk berusia 15-24 tahun atau generasi Z menganggur. Mereka masuk dalam kategori not employment, education, or training (NEET), yang merupakan penduduk berusia muda yang tak sekolah, tak bekerja, atau tak mengikuti pelatihan.
Dikutip dari CNBC, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut, salah satu faktor yang membuat banyak generasi Z menganggur adalah salah memilih sekolah dan jurusan sewaktu berkuliah.