Diet juga berarti menggerakkan badan alih-alih hanya berdiam diri seharian, serta tidur tepat waktu.
Diet selama ini dipahami sebagai penurunan berat badan agar terlihat kurus. Tak heran orang-orang melakukan diet dengan satu tujuan utama: mengurangi berat badan dengan mengurangi makan. Tanpa pengawasan dokter, diet dilakukan dengan mengurangi porsi makan hingga sesedikit mungkin ditambah melakukan olahraga ekstrem.
Pengkaji budaya Sophie Gilbert dalam opininya di The Atlantic menyatakan bahwa umumnya diet dimaknai sebagai menguruskan badan hingga menjadikan tubuh itu “ideal” menurut pandangan kita. Padahal diet secara umum harusnya diartikan sebagai pengaturan pola makan untuk mengatasi masalah kesehatan tertentu seperti diabetes dan hipertensi.
Gilbert menulis bahwa tahun ini menandai peringatan 100 tahun budaya diet seperti yang kita kenal. Gagasan mengenai diet adalah bertubuh kurus, terutama bagi perempuan, sebenarnya telah tersebar sejak 1918. Di tahun tersebut, seorang dokter dari UC Barkeley, Lulu Hunt Peters menerbitkan gagasan soal diet dan kesehatan, terutama soal pengurangan kalori.
Peters mencela kegemukan sebagai tindakan menimbun makanan, kemudian menyimpannya dalam bentuk kelebihan berat badan. Kemudian dia menawarkan rencana diet teratur kepada orang-orang kegemukan dengan mendenda diri mereka sendiri jika gagal menurunkan berat badan. Denda itu nantinya akan disumbangkan kepada palang merah.
Media kesehatan Healthline menyebutkan bahwa diet bukan semata untuk mengurangi berat badan, tetapi juga mengubah pola hidup, khususnya terkait makanan, agar lebih sehat. Misalnya dari yang dulunya terlalu banyak mengkonsumsi lemak dan daging merah kini beralih kepada sayuran dan makanan vegetarian yang lebih sehat.