Megah dan meriah, tapi gagal mendedah problem terdalam seorang legenda roker.
Freddy Mercury adalah awal dan akhir Queen, dan rahasia Freddy cuma satu: gigi ekstra. Saat film belum berumur 15 menit, Freddy (Rami Malek, aktor terbaik Emmy untuk perannya di “Mr.Robot”) sudah memberi kata kunci, “Saya lahir dengan tambahan empat gigi seri,” ujarnya pada Roger Taylor (Ben Hardy) dan Brian May (Gwilym Lee). Sebuah musabab yang membuatnya konon bisa menyanyi dengan modulasi (teknik) yang menakjubkan, baik di langgam bariton (rendah) atau tenor (tinggi).
Queen sendiri belum lahir waktu mereka bertemu di belakang sebuah bar di pinggiran Inggris. Freddy belum mashur dan masih belajar musik di Ealing College of Art, London. Roger dan Brian pun baru bermusik di sebuah band bernama “Smile”, yang sekadar manggung dari bar ke bar. Pertemuan mereka dengan Freddy malam itu terjadi usai keduanya bernyanyi di depan kalangan anak-anak muda.
Kebetulan Smile baru saja ditinggal vokalisnya, Tim Staffell. Freddy yang memang sudah lama mengagumi Smile, menawarkan diri jadi vokalis pengganti. Namun, melihat penampilan Freddy yang flamboyan dengan kuku tangan bercat hitam, dan gigi mancung, membuat mereka ragu. Mereka bahkan sempat mengolok-olok gigi Freddy. Baru setelah penggemar Jimi Hendrix dan Liza Minnelli ini mulai membuka mulut, bingo! keajaiban terjadi.
Singkat cerita, Brian dan May yang sudah kesengsem dengan suara Freddy membentuk band baru bernama Queen. Kemampuan bermusik dan kreativitas pemilik nama asli Farrokh Bulsara itu, membuat Queen segera mencuri tempat di hati para pendengar. Dengan segera lagu-lagu mereka merambat ke udara lewat radio-radio. Album dan tur pun bertubi-tubi membuat mereka sibuk. Akhirnya, band yang lahir di belakang bar itu dikenal oleh massa di seluruh dunia.