Buku sastra, buku anak dan buku agama diminati pengunjung London Book Fair karena sarat nilai-nilai menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Siapa sangka kalau minat bangsa luar atas buku-buku yang ditulis oleh anak bangsa terbilang tinggi? Hal ini tercermin dari larisnya penjualan buku asal Indonesia dalam penyelenggaraan London Book Fair 2018.
Pameran yang berlangsung pada 10 April sampai 12 April tersebut diminati para pengunjung London Book Fair. Pemandangan paling unik adalah banyak pengunjung yang memborong buku asal Indonesia.
Ada yang membeli buku sastra, buku fiksi untuk remaja, serta cerita anak-anak Indonesia yang laris manis dibeli penerbit asing. Kepala Bidang Pemasaran Komite Pelaksana Indonesia Market Focus di London Book Fair 2019 Thomas Nung Atasana mengatakan buku yang paling diminati adalah buku anak dengan konten Islami dan universal. Lalu, buku sastra Indonesia dan buku fiksi untuk remaja.
Thomas menjelaskan salah satu keberhasilan buku karya anak bangsa tembus di pasar internasional saat salah satu publisher Indonesia Kesaint Blanc berhasil mengikat kontrak dengan publisher dari Tiongkok untuk pembelian hak cipta atas 10 judul buku seri Wonoweenie Go Green. Buku tersebut dikarangan oleh Andy B dan ilustrator Evelline Andrya.
Menurut Thomas, buku ini merupakan seri buku anak bergambar. Penerbit Tiongkok tertarik membeli hak cipta lalu diterjemahkan ke Bahasa China karena dinilai dapat mengajarkan anak-anak untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.