Sosial dan Gaya Hidup

{Ekranisasi} dan film adaptasi yang tampil gaya

{Ekranisasi} atau alih wahana dari karya seni tertentu ke layar putih kian marak. Berikut film-film pilihan, adaptasi dari karya sastra.

Rabu, 30 Mei 2018 15:01

Sastrawan gaek Sapardi Djoko Damono menjelaskan, praktik 'ekranisasi' adalah alih wahana karya seni tertentu, seperti cerpen atau novel, ke medium film (audio visual). Secara etimologis ini berasal dari diksi Perancis 'ecran' yang bermakna layar. Pionir yang mencetuskan diksi ini pertama kali, Pamusuk Erneste dalam bukunya bertajuk "Novel dan Film" menyebut, ekranisasi hadir seiring kelahiran industri perfilman sebuah negara.

Faktanya, sejumlah film yang meledak, diadaptasi dari jalinan cerita yang solid dalam novel atau cerpen. "The Old Man and the Sea" (1990) adalah film yang dibuat berdasarkan novel terkenal Ernest Hemingway berjudul serupa pada 1952. "Les Miserables" karya Victor Hugo, "Romeo and Juliet" besutan Shakespeare, "Great Gasby" karya Scott Fitzgerald turut naik kelas ke layar putih. Lalu "Pride and Prejudice" buatan Jane Austen (1813) juga diangkat ke layar lebar berabad-abad setelahnya, dengan menggandeng si cantik Keira Knightley. "It" yang menampilkan badut seram, pun dibuat dari novel besutan Stephen King.

Di medio 2000-an, praktik ekranisasi kian menjamur, termasuk di Indonesia. "Bumi Manusia", salah satu seri novel Tetralogi Buru Pramoedya baru-baru ini digadang-gadang akan difilmkan oleh sutradara Hanung Bramantyo. Sontak, praktik adaptasi novel tersebut menuai respons beragam, ada yang kecewa, ada pula yang tak sabar menanti.

Masalahnya, tak semua ekranisasi menghasilkan film yang sama memikat seperti novel aslinya. Film "Da Vinci Code" yang diadaptasi dari novel populer Dan Brown, nyatanya direspons sepi oleh penonton. Kesuksesan novel yang bahkan telah diterjemahkan dalam 44 bahasa tersebut, tak diikuti dengan karya versi filmnya. Bahkan kritikus film Michael Medvedd hanya mengganjar satu bintang pada film yang dibintangi Tom Hanks itu.

 Nah, biar tak salah pilih, Alinea berusaha merangkum film-film yang sukses diangkat ke layar lebar. Indikatornya dua, film tersebut secara faktual meraih keuntungan secara komersial alias laris manis. Kedua, film-film ini berhasil 'menaklukkan' para kritikus film, baik di situs agregator film maupun kritikus mandiri. Berikut deretan film-film yang layak ditonton, sembari menemanimu menunggu waktu berbuka.

Annisa Saumi Reporter
Purnama Ayu Rizky Editor

Tag Terkait

Berita Terkait