Para peneliti dari Italia menemukan, ekspresi wajah seseorang dapat menentukan arah politiknya.
Ekspresi wajah seseorang, terutama sedikit gerakan di sekitar mata, ternyata dapat mengungkapkan kecenderungan politik kita. Hal itu adalah kesimpulan temuan penelitian Edita Fino, Michela Menegatti, Alessio Avenanti, dan Monica Rubini dari departemen psikologi Alma Mater Studiorum Universita di Bologna, Italia, yang terbit di jurnal Plos One (April, 2024). Penelitian itu menemukan, partisipan sayap kiri menunjukkan reaksi wajah yang berbeda ketika membaca senyuman dan kerutan di wajah politisi dalam kelompok sayap kiri dan politisi sayap kanan.
Pemimpin politik kerap kali menggunakan senyum mereka untuk memengaruhi opini publik, membangkitkan perasaan bahagia, dan mendapatkan dukungan dalam pemilu. Namun, senyum bisa menyampaikan berbagai emosi, mulai dari kenyamanan hingga dominasi.
Para peneliti melakukan eksperimen di Universitas Bologna, melibatkan 30 mahasiswa yang diidentifikasi sebagai sayap kiri. Peserta sebagian besar adalah perempuan, dengan usia rata-rata 22 tahun, dipilih berdasarkan identifikasi politik.
Mereka duduk terpisah di laboratorium, elektroda dipasang pada otot wajah tertentu untuk merekam reaksi. Mereka ditugaskan membaca frasa subjek kata kerja yang menggambarkan politisi sayap kiri dan kanan tersenyum atau mengerutkan kening di monitor komputer.
Aktivitas otot wajah direkam menggunakan elektromiografi, dengan fokus pada tiga otot utama, yakni zygomaticus mayor yang membuat bibir tersenyum, orbicularis oculi yang menyebabkan kerutan di sekitar mata, dan corrugator supercilii yang membuat kerutan di kening.