Sosial dan Gaya Hidup

Fakta menarik soal stik permen yang kerap dijumpai saat Natal

Permen mint diyakini telah diperkenalkan pada 1670 oleh seorang pelatih paduan suara Jerman.

Senin, 20 Desember 2021 21:23

Natal bagi anak-anak identik dengan jajanan manis, salah satunya permen. Jika diperhatikan, tradisi Natal di seluruh dunia selalu menyediakan permen dengan stik warna-warni mirip gagang payung. Tradisi gagang permen (candy canes) ini sebenarnya sudah dimulai ratusan tahun yang lalu.

Menurut National Confectioners Association seperti ditulis Fox, Senin (20/12), permen mint diyakini telah diperkenalkan pada 1670 oleh seorang pelatih paduan suara Jerman. Pelatih paduan suara yang bahkan tidak diketahui namanya itu diketahui bekerja di Katedral Cologne, tempat yang sekarang menjadi kawasan Köln, Jerman, di mana dia juga menyediakan potongan permen selama upacara Living Creche, sebuah ritual gereja yang panjang. Potongan-potongan itu diletakkan di sebuah gagang permen.

NCA menyebutkan bahwa tradisi gagang permen telah menyebar ke seluruh Jerman pada saat itu. Kemudian dibawa ke Amerika Serikat dengan bantuan seorang imigran Jerman-Swedia, August Imgard. Pada 1847, Imgard dilaporkan merayakan Natal dengan menghias pohon cemara biru dengan tongkat permen dan pernak-pernik di Wooster, Ohio, Amerika Serikat.

"Tradisi mulai menyebar, dan sekitar pergantian abad, garis-garis merah dan putih dan rasa peppermint menjadi hal yang wajib," tulis NCA, dalam sebuah posting sejarah tentang gagang permen. Permen dengan gagang yang kemudian dikenal dengan permen tongkat mulai diproduksi secara komersial pada 1920-an oleh Bobs Candies, sebuah perusahaan permen yang berbasis di Albany, Georgia. Pemilik pabrik, Bob McCormack, membuat tongkat permen sebagai suguhan Natal khusus untuk anak-anaknya, teman dan penjaga toko lokal.

Produksi tongkat permen semakin masif pada 1950-an setelah Bobs Candies memperkenalkan otomatisasi mesin di pabriknya, yang memungkinkan mesin untuk menarik, memutar, memotong dan membengkokkan tongkat permen dengan hanya sedikit interaksi manusia.

Nadia Lutfiana Mawarni Reporter
Hermansah Editor

Tag Terkait

Berita Terkait