Strategi ini agar audiens dan komunitas film dokumenter ikut berpartisipasi dalam membiayai produksi film dokumenter.
Film dokumenter Silat Tani dan Angin Timur merupakan dokumenter dari Ekspedisi Indonesia Baru. Keduanya sama-sama memotret tentang kondisi masyarakat kekinian.
Film dokumenter Silat Tani berusaha memotret masalah petani di Pulau Jawa yang kompleks. Film yang berdurasi 70 menit tersebut menceritakan ancaman krisis pertanian di Indonesia pada 40 tahun ke depan, akibat tekanan internal maupun eksternal, yaitu, lahan yang menyusut, pendapatan dari pertanian mengecil, serta kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada petani secara adil.
Sementara Angin Timur berkisah tentang nelayan di tengah tekanan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Film berdurasi 1 jam 41 menit tersebut juga menyorot masalah kerusakan alam dan bisnis oligarki yang nelayan hadapi.
Kedua film dokumenter tersebut sudah bisa dinikmati secara online melalui situs Rangkai.id dengan biaya Rp10.000 per film. Padahal awalnya Ekspedisi Indonesia Baru memiliki konsep bioskop warga dalam mendistribusikan film dokumenter mereka.
Salah satu orang dibalik ekspedisi ini Dandhy Laksono mengatakan, bioskop warga sebagai platform untuk mendiskusikan film kepada para penikmatnya, agar tidak hanya menjadi tontonan.