Kekalahan mungkin biasa baginya, tetapi kenyataan bahwa ia harus pulang dari Tokyo tanpa menyabet medali, membuatnya sangat terpukul.
Menerima kekalahan bukan perkara mudah bagi seorang atlet bintang. Meski puluhan kekalahan pernah dialami, ada kalanya emosi itu tak terbendung. Tengok Novak Djokovic. Bintang tenis dari Serbia itu meledak ketika dikalahkan lawannya di ajang Olimpiade Tokyo 2020.
Kekalahan mungkin biasa baginya, tetapi kenyataan bahwa ia harus pulang dari Tokyo tanpa menyabet medali, membuatnya sangat terpukul. Ada sisi dari dirinya yang tidak bisa menerima kenyataan itu.
Terlebih lawannya adalah Pablo Carronero, petenis Spanyol yang kelasnya kurang diperhitungkan. 6-4, 6-7, 6-3 skor akhir yang membuat, pemenang Grand Slam dua puluh kali dan penyandang ranking satu terlama di tenis putra ini, harus mengakhiri kampanyenya menyabet medali di Olimpiade 2020.
Djokovic dengan sederet prestasi di atas, tentu telah menyandang prestasi luar biasa yang membuatnya menjadi petenis papan atas dan salah satu tersukses. Namun, tak satu pun medali emas pernah dia raih dari Olimpiade. Mungkin ini yang membautnya frustrasi.
Setelah kesempatan memperebutkan emas lenyap, Djokovic bisa mendapat medali hiburan, yaitu perunggu. Namun, lawannya dari Spanyol itu tidak membiarkannya meraih medali pelipur lara. Ini kenyataan pahit buat Djokovic. Gagal mendapat emas, kemudian tak juga berhasil menyabet perunggu dari Carronero yang peringkatnya 77 dunia. Fans Serbia bahkan bercanda bahwa dia dikutuk.