Guillain-barre syndrome termasuk langka. Terjadi hanya pada 1 dari 100.000 orang setiap tahun.
Beberapa waktu lalu, otoritas kesehatan di Amerika Serikat menyelidiki apakah ada hubungan antara dua vaksin respiratory syncytal virus (RSV) baru produk Pfizer dan GSK dengan kasus kelainan neurologis langka guillain-barre syndrome pada orang lanjut usia di negara itu.
Dilansir dari situs Fierce Pharma, otoritas kesehatan di Amerika Serikat menemukan 23 dari 9,5 juta orang lanjut usia yang menerima vaksin RSV justru mengalami guillain-barre syndrome. Dikutip TIME, diperkirakan 3.000 hingga 6.000 orang di Amerika Serikat menderita guillain-barre syndrome setiap tahun.
Meski sudah ditemukan lebih dari seabad yang lalu, tetapi bagi awam guillain-barre syndrome masih kurang familier di telinga. Seorang ahli saraf dan kesehatan otak Heidi Moawad dalam Verywell Health mengatakan, guillain-barre syndrome adalah kondisi neurologis yang menyebabkan kelemahan yang memburuk dengan cepat. Biasanya dimulai pada kaki, kemudian menjalar ke seluruh tubuh. Sensasi kesemutan bisa menjadi tanda peringatan awal guillain-barre syndrome.
“Ini adalah suatu kondisi autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang tubuh, terutama merusak saraf di kaki, batang tubuh, lengan, dan terkadang wajah,” tulis Moawad.
Guillain-barre syndrome sangat heterogen secara klinis. Dijelaskan Moawad, terdapat lima varian guillain-barre syndrome dengan gejala yang sedikit berbeda, yakni klasik, sensorik murni, disautonomia akut, sindrom miller fisher, dan terlokalisasi.