Riset menemukan, hubungan produktif pelatih-atlet jadi faktor pembeda yang menonjol dari para atlet yang menunjukkan penampilan terbaik atau peraih medali Olimpiade.
“Saya bisa berhasil menyelesaikan kompetisi (Olimpiade 2024) ini berkat bantuan pelatih (Rony) Agustinus,” ujar atlet bulu tangkis tunggal putri asal Korea Selatan An Se-young usai meraih medali emas Olimpiade 2024 di Paris, Prancis, Senin (5/8), seperti dikutip dari MK.
Rony adalah pelatih asal Indonesia yang sudah melatih Se-young setelah Asian Games Hangzhou, China tahun lalu. Strategi Rony berhasil membuat Se-young menang atas atlet bulu tangkis Indonesia Gregoria Mariska Tunjung di semi final dan mengalahkan tunggal putri asal China, He Bingjiao di final. Rony pula yang bersama Se-young kala pemain tepuk bulu berusia 22 tahun itu dibekap cedera lutut tahun lalu.
Hubungan antara pelatih dan atlet disebut-sebut sebagai kunci mencapai kemenangan dalam olahraga. Seorang mantan atlet asal Kanada, Penny Werthner, menurut konsultan senior sekaligus mantan atlet dayung Australia, Boden Joseph “Bo” Hanson dalam Athlete Assessments, pernah melakukan penelitian soal kinerja atlet. Penelitian Werthner menemukan, hubungan produktif pelatih-atlet adalah satu dari lima faktor pembeda yang menonjol dari para atlet yang menunjukkan penampilan terbaik atau peraih medali Olimpiade.
Empat lainnya ialah kesadaran diri yang tinggi dari atlet, kualitas lingkungan tempat latihan, pengelolaan lingkungan kompetisi, serta mekanisme pendukung seperti dorongan keluarga atau staf di sekitar atlet. Penelitian Werthner berdasarkan wawancara terhadap 27 atlet Olimpiade dan Paralimpiade, serta 30 pelatih yang kemudian dianalisa.
“Saya mendefinisikan hubungan pelatih-atlet sebagai hubungan saling percaya dan menghormati,” tulis Hanson dalam Athlete Assessments.