Ilmuan Jerman mulai mencari alternatif makanan untuk menghadapi ancaman krisis pangan. Ubur-ubur akhirnya dilirik.
Bagi masyarakat Eropa, ubur-ubur hanya dikenal sebagai binatang beracun. Tetapi mungkin beberapa waktu kedepan, status hewan laut ini akan naik derajat, menjadi salah satu menu makanan favorit.
Berbeda dengan di Asia. Ubur-ubur sudah lama jadi makanan. Dibikin jadi salad, tumisan atau rujak, Ilmuwan Jerman baru kepikiran membuat ubur-ubur jadi kripik. Hewan laut ini terbukti kaya akan kandungan protein dan mineral.
Seperti dikutip Ananova, para peneliti dari Leibniz Centre for Tropical Marine Research (ZMT) di kota Bremen di Jerman telah menyelidiki sumber makanan laut yang jarang digunakan ini dan kemungkinan memasukkannya ke dalam makanan sehari-hari masyarakat.
Menurut para ilmuwan ZMT, sumber daya seperti tanah yang subur, air tawar dan pupuk mineral menjadi semakin langka karena populasi berkembang pesat dan diperkirakan akan mencapai 10 miliar pada tahun 2050.
Karena masalah ini menimbulkan tantangan besar bagi ketahanan pangan global, tim ZMT menempatkan fokus mereka pada sumber daya lain yang lebih berkelanjutan seperti ubur-ubur yang dikenal menyebabkan rasa sakit yang tidak menyenangkan dan bahkan dikenal sebagai hewan beracun di seluruh dunia.