Kasus malnutrisi yang beragam berdampak berat bagi Indonesia, terutama pembangunan manusia dalam jangka panjang.
Kasus stunting dan obesitas menjadi dua masalah kesehatan utama yang menjangkit anak-anak dan remaja di Indonesia. Mahalnya harga pangan menjadi salah satu faktor malnutrisi bagi generasi muda.
Berdasarkan data World Food Programme, separuh masyarakat Indonesia timur kesulitan mengakses makanan sehat. Kecenderungan mengonsumsi makanan instan juga dipicu harga makanan sehat yang mahal. Jauh lebih mahal dibanding negara tetangga, seperti Vietnam dan Myanmar.
Chief of Analysis for Nutrition WFP, Saskia De Pee, menyebutkan, diperlukan sejumlah tahapan penting untuk mendapatkan makanan yang sehat dan kaya nutrisi. Sistem pangan bergantung pada pendapatan individu dan alokasi uang untuk kebutuhan pangan.
Pendapatan inilah yang akan mempengaruhi konsumsi dalam rumah tangga. Tingkat ekonomi juga akan berdampak pada rantai pasokan makanan, di mana lingkungan pangan, akses terhadap bahan pangan, kebiasaan mengonsumsi panganan juga memberi andil sangat besar.
Sayangnya, kebiasaan ini tidak ditopang pengetahuan tentang prioritas pembelian makanan dan ilmu pengetahuan. WFP pun mencoba memetakan program-program yang linier untuk menjangkau makanan sehat.
“Kami mencoba membuat karakteristik sistem pangan dan mengidentifikasi intervensi yang mungkin bisa dilakukan serta memperkirakan harga minimal yang bisa diakses kemampuan ekonomi kita untuk mendapatkan makanan sehat,” ujar Saskia dalam webinar, Selasa (23/11).