Untuk mengatasi burnout, kawula milenial bisa melakukan tiga tips ampuh.
Di dalam karier, generasi milenial dikenal sebagai generasi burnout karena beragam faktor, seperti beban kerja dan pandemi Covid-19. Burnout biasanya ditandai dengan tingkat stres yang tinggi, namun tidak disertai langkah-langkah untuk mengelola atau menguranginya.
Keadaan ini kemudian membuat orang kelelahan secara fisik maupun emosional. Orang yang mengalami burnout tidak akan memiliki motivasi melakukan pekerjaan meski disukainya.
Kelelahan kerja terjadi secara bertahap. Gejalanya sering diabaikan, tetapi jika hal ini terus-terusan terjadi dampaknya akan mempengaruhi semua fungsi tubuh.
Melansir Healthline, tanda-tanda burnout yang dapat dikenali, seperti pelupa dan kesulitan berkonsentrasi, berkurangnya kebanggaan dalam pekerjaan, kehilangan arah terhadap diri dan tujuan, serta kesulitan mempertahankan hubungan dengan orang yang dicintai. Tanda-tanda lain yang dapat dikenali adalah frustrasi dan cepat marah kepada rekan kerja, serta kelelahan terus-menerus dan insomnia.
Burnout memiliki dampak yang luas dan cenderung negatif. Orang dengan burnout tidak akan memiliki performa di tempat kerja, tidak bisa menikmati hobi atau waktu bersama keluarga, termasuk sumber untuk risiko kesehatan seperti diabetes tipe dua, depresi, dan bunuh diri.