Penyelenggaraan Festival Iklim 2022 berlangsung pada 24-28 Oktober 2022, sebagai salah satu upaya melaksanakan aksi dampak perubahan iklim.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan, Indonesia menjadi salah satu negara yang sangat rentan terhadap perubahan iklim, sekaligus menjadi negara dengan tingkat emisi gas rumah kaca yang relatif tinggi. Untuk itu, Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui penyampaian dokumen Nationally Determined Contribution.
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dhewanthi menegaskan, pelaksanaan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim membutuhkan peran aktif dari kementerian/lembaga, dunia usaha, pemerintah daerah, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat secara luas. Seluruh pihak itu diharapkan turut aktif dalam penerapan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang terjadi di Indonesia,
“Keberhasilan dari pelaksanaan aksi-aksi nyata baik aksi mitigasi, maupun adaptasi pengendalian perubahan iklim, memerlukan kerja sama dari seluruh peran aktif seperti kementerian atau lembaga, dunia usaha, pemerintah daerah, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat luas,” ujarnya lewat konferensi pers Festival Iklim 2022 yang dipantau online pada Senin (24/10).
Hal penting lain yang dikatakan Laksmi adalah peran kerja sama dengan komunitas internasional baik secara bilateral, maupun multilateral, serta kerja sama antarpemerintah, dan pemangku kepentingan lain dalam penerapan kebijakan dan program pengendalian perubahan iklim.
Lewat Konferensi Pers Festival Iklim 2022, Laksmi menyampaikan harapan.