Peneliti menggunakan pendekatan matematika dan simulasi.
Perhatikan aliran pejalan kaki saat kita melintasi sebuah pusat pertokoan yang ramai, jalur penyeberangan jalan, atau aula bandara. Apa yang terlihat? Orang-orang berjalan dalam jalur yang teratur, sebaris, menuju tujuan masing-masing? Atau itu hanya tumpukan jalur pribadi yang kacau, saat orang-orang saling menghindar dan meyeberang lewat kerumunan?
Dalam sebuah studi di Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) (Maret, 2025) bertajuk “Order-disorder transition in multidirectional crowds”, para peneliti dari Institut Teknologi Massachusetts, Akademi Pendidikan Jasmani di Katowice, dan Universitas Bath mempertimbangkan skenario umum di mana pejalan kaki menavigasi penyebarangan jalan yang sibuk.
Dikutip dari situs Massachusetts Institute of Technology (MIT) News, pada peneliti menganalisis skenario tersebut lewat analisa matematika dan simulasi, dengan mempertimbangkan banyak sudut yang mungkin diambil seseorang saat melintas dan manuver menghindar yang mereka lakukan untuk mencapai tujuan sambil menghindari bertabrakan dengan pejalan kaki lain.
Para peneliti juga melakukan eksperimen kerumunan terkontrol dan mempelajari bagaimana partisipan sungguhan berjalan melalui kerumunan untuk mencapai lokasi tertentu. Melalui kerja matematika dan eksperimen mereka, para peneliti mengidentifikasi ukuran kunci yang menentukan apakah lalu lintas pejalan kaki teratur, sehingga jalur yang jelas terbentuk dalam aliran. Atau tidak teratur, di mana tidak ada jalur yang terlihat lewat kerumunan. Ukuran ini disebut “persebaran sudut,” yang menggambarkan jumlah orang yang berjalan ke arah yang berbeda.
MIT News menulis, jika sebuah kerumunan memiliki persebaran sudut yang relatif kecil, artinya sebagian besar pejalan kaki berjalan ke arah yang berlawanan dan bertemu lalu lintas yang datang dari arah depan, seperti di penyeberangan jalan.