Mereka yang mengonsumsi makanan hewani, memiliki risiko empat kali lebih tinggi terkena kanker
Riset terbaru membuktikan makanan hewani meningkatkan risiko kanker, sebaliknya makanan nabati menurunkan risiko penyakit tersebut. Demikian dikatakan, pakar gizi Susianto Tseng mengutip salah satu penelitian yang diterbitkan dalam "International Journal of Cancer".
"Riset ini mengevaluasi peran zat gizi makanan dan risiko kanker di antara 1.204 pasien kanker dan 1.212 wanita tanpa kanker di China," kata Susianto yang juga Sekjen Indonesia Vegetarian Society (IVS) itu seperti dilansir Antara, Kamis (5/4).
Hasil penelitian yang dilakukan pada 2007 itu menunjukkan, mereka yang mengonsumsi makanan hewani, memiliki risiko empat kali lebih tinggi terkena kanker daripada mereka yang mengonsumsi makanan nabati.
Risiko kanker meningkat jika konsumsi protein dan lemak hewani semakin banyak. "Penelitian yang kedua berasal dari Journal of the National Cancer Institute, menguji hubungan antara risiko kanker payudara dan asupan makanan lignan nabati, terutama fitoestrogen yang ditemukan dalam buah, sayuran dan produk sereal," kata doktor lulusan UI yang banyak mengkaji manfaat tempe
Mereka yang mengonsumsi banyak makanan lignan nabati, insiden kanker payudara 17%, lebih rendah daripada mereka yang mengonsumsi lebih sedikit makanan lignan nabati.
Beberapa penelitian lain juga menunjang hipotesis yang sama yakni penelitian yang dilakukan Eunyoung Cho, peneliti pada Brigham dan Women Hospital. Risiko kanker payudara lebih tinggi di kalangan wanita usia 20-40 tahun yang mengonsumsi makanan kaya lemak hewani, seperti daging merah, keju, es krim dan mentega dari pada yang tidak mengonsumsi makanan tersebut.
"Negara-negara yang memproduksi beras, kedelai, atau sayuran berwarna merah dan kuning, memiliki rasio pasien yang meninggal akibat kanker prostat lebih rendah. Tidaklah mengejutkan kalau para vegan memiliki rata-rata pengidap kanker prostat yang rendah," katanya.
Hasil penelitian di Jepang terhadap 120.000 laki-laki berumur di atas 40 tahun juga menyimpulkan bahwa kelompok pemakan daging mempunyai risiko 5 kali lebih tinggi menderita kanker mulut, pharynx, kerongkongan, paru-paru, dan 2 kali menderita kanker lambung, hati dan kolon daripada kelompok yang bukan pemakan daging. Peranan serat dalam mencegah kanker kolon terbukti sangat penting.