Tentunya pandemic fatigue tidak dibenarkan karena dapat mengancam beberapa orang yang rentan tertular virus.
Kegiatan sosial ekonomi masyarakat sudah mulai berjalan normal, setelah dua tahun pandemi Covid-19. Namun, sayangnya penerapan protokol kesehatan lambat laun mulai diabaikan oleh masyarakat.
Psikolog Ketua Lab Intervensi Sosial & Krisis Fakultas Psikologi UI Dianti Endang Kusumawardhani menyebut, pandemic fatigue, yaitu kelelahan akibat pandemi. Hal itu perlu disikapi dengan kesadaran sosial dan memerhatikan kepentingan orang lain.
“Ada teori namanya general adaptation syndrome, yaitu fase kita beradaptasi dengan situasi atau lingkungan yang awalnya memunculkan reaksi waspada, sehingga tubuh mulai mengeluarkan hormon-hormon negatif. Kemudian masuk fase kedua, tubuh mulai melakukan pemulihan untuk mengatasi fase pertama. Jika hal itu berlanjut, maka akan menuju pandemic fatigue,” jelasnya.
Layaknya ketika seseorang mengalami kelelahan setelah beraktivitas, sesegera mungkin menginginkan istirahat. Sama halnya dengan pandemic fatigue, di mana orang merasa kelelahan dengan pandemi Covid-19, sehingga tubuh ingin istirahat meski sadar ancaman Covid-19 masih ada. Namun, tentunya pandemic fatigue tidak dibenarkan karena dapat mengancam beberapa orang yang rentan tertular virus,
“Walaupun kita ingin melepaskan kejenuhan dan kelelahan, tetapi harus diingat bahwa ada orang lain di sekitar kita yang punya kebutuhan-kebutuhan dan juga kepentingan-kepentingan yang sama,” ingat Dianti.