Sudah jadi wacana lama, teknologi VAR urung dipakai di kompetisi sepak bola Indonesia. Apa saja kendalanya?
Pada final Elite Pro Academy (EPA) U-20 antara Persis Solo melawan Persita Tangerang U-20 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (7/3) diuji coba teknologi teknologi video asistans referee (VAR). Dalam kesempatan itu, seperti dikutip dari Antara, Ketua Umum PSSI Erick Thohir ingin VAR bisa memberikan banyak pengalaman bagi semua unsur yang terlibat dalam kompetisi sepak bola nasional. Uji coba VAR tersebut adalah angkatan pertama dan direncanakan berlangsung hingga April 2024 dalam jumlah 13-16 pertandingan.
Wacana penerapan VAR di kompetisi sepak bola Indonesia, terutama Liga 1, sudah ada sejak tahun lalu. Awalnya, VAR akan dipakai di Liga 1 musim 2023/2024 pada Februari 2024, tetapi urung terlaksana. Erick, seperti dilansir dari Antara menjelaskan, penerapan VAR dalam Liga 1 ditunda lantaran ketersediaan wasit untuk mengoperasikan teknologi itu belum sepenuhnya siap.
Sebenarnya, di Indonesia VAR sudah digunakan dalam Piala Dunia U-17 yang digelar pada 10 November hingga 2 Desember 2023. Namun, belum diterapkan di kompetisi sepak bola nasional.
Seorang penggemar sepak bola Indonesia, Hardianto Yuda, setuju jika VAR diterapkan. Alasannya, dengan VAR sebuah pertandingan bisa dilihat “kejanggalan” yang terjadi. Misalnya, keputusan wasit terhadap pelanggaran.
“Banyak wasit (di Liga 1) yang salah dalam mengambil keputusan, dengan alasan tak terlihat oleh wasit utama atau asisten wasit,” ujar Hardianto kepada Alinea.id, Jumat (8/3).